Happy Birthday, Park!

Written by thehunlulu ©2017

ONCE AGAIN, HAPPY BIRTHDAY PARK JIHOON!

Ugh, jangan pancing Jiyoon untuk mem-bully Jihoon yang lebih muda tiga menit darinya itu!

::::

“Hei, Park Jihoon!”

Gadis berperawakan mungil dengan bibir yang penuh krim kue berteriak dari bawah tangga. Lantas, dengan tergesa-gesa ia menaiki satu per satu anak tangga dan berhenti tepat di depan pintu kamar berwarna abu-abu.

“Park Jihoon! Ayo bangun!” lengking gadis tersebut, sambil mengecap adonan putih lengket yang menempel pada kesepuluh jemarinya. “Astaga, kau pulang jam berapa kemari—“

“Cuma telat sepuluh menit saja sudah kalang kabut.”

Terima kasih untuk Park Jihoon karena membuat Park Jiyoon—saudari kembarnya—hampir kehabisan oksigen lantaran Jihoon yang tiba-tiba saja membuka pintu kamar tanpa mengenakan sehelai pakaian atas, ugh.

Jiyoon menenggak ludahnya sendiri, di tengah keheningan yang sedang melanda mereka berdua. Bibirnya tak kuasa untuk menutup, sedangkan Jihoon dengan wajah innocent-nya hanya mengedipkan mata ketika ia memandang wajah Jiyoon yang penuh dengan krim berwarna putih.

Jihoon menyemburkan tawa. “Kenapa kau ….” Pemuda itu mengarahkan telunjuknya untuk bergerak dari pipi sampai ke dagu Jiyoon. “Terlihat seperti sinterklas?”

“Hei! Kau tidak ingat kalau hari ini kita sedang ber—ah tidak! Cepat pakai dulu bajumu lalu turun ke dapur!” Jiyoon berbalik, kemudian menuruni anak tangga sembari menepuk-nepuk kepalanya agak frustasi.

Heol, sejak kapan Jihoon memiliki tubuh seatletis itu? Tapi—kalau Jiyoon boleh jujur—ada banyak perubahan yang dialami Jihoon selama setahun terakhir, berbanding terbalik dengan Jiyoon yang masih saja dipanggil dengan sebutan ‘cebol’ oleh saudara kembarnya tersebut. Ugh, jangan pancing Jiyoon untuk mem-bully Jihoon yang lebih muda tiga menit darinya itu! Jihoon sudah sempurna, sangat sempurna. Bahkan bibirnya saja tampak lebih lembab dari milik Jiyoon—sumpah, yang ini tolong lupakan!

Di konter dapur, kue ulang tahun berhias adonan manis berupa unicorn sudah ditata apik oleh jemari lihai Jiyoon. Kemudian, gadis bersurai legam sebahu itu membuka almari kecil di atasnya dan mengambil dua buah lilin berwarna putih—untuk diletakkan di atas kue tart, tentu saja.

Hari ini, tanggal 29 Mei, adalah hari ulang tahun si kembar Park. Well, sepertinya kalian harus mengapresiasi daya ingat Jiyoon yang lebih baik dari Jihoon. Pasalnya, Jihoon yang kelewat peduli dengan wajah dan tubuhnya bahkan seringkali lupa akan hari kelahirannya. Yah, kalau begitu seharusnya Jiyoon tak perlu berbaik hati untuk membuatkan Jihoon kue ulang tahun dan—hei, lebih baik dimakan sendiri saja!

“Tumben sekali si cebol bangun pagi-pagi buta seperti ini?”

Itu suara Jihoon, pemuda itu sudah mengomel tidak jelas bahkan saat baru menuruni tangga sekalipun.

Jiyoon mendesah, agak sulit juga jika harus berkompromi dengan—

“ASTAGA! HARI INI KITA ULANG TAHUN, YA?”

—tuh kan! Apa yang diingat Jihoon selain melakukan wink mematikan setiap memperbarui status di sosial media?

Jawabannya adalah: tidak ada.

“Hm,” jawab Jiyoon singkat.

Jihoon melangkah menyusuri meja konter, lantas mencolek krim putih yang menghiasi kue tart beraroma cokelat tersebut. “Selamat ulang tahun, Jiyoon-a,” ucapnya selagi menempelkan telunjuknya di hidung Jiyoon.

Jihoon terkekeh, memperlihatkan sepasang bulan sabit yang tercipta pada kedua matanya. Sedangkan Jiyoon, gadis itu terlihat mengaduh sambil berjinjit kewalahan untuk menjitak kepala Jihoon.

“Sudahlah, kalau cebol mau bagaimana lagi?”

Jiyoon mendengus saat Jihoon merendahkan tubuhnya, menyejajarkan pandang dengan si saudari kembar. Oke, setidaknya aroma shampoo yang Jihoon pakai tetap sama seperti yang dulu-dulu. Itu berarti, Jiyoon tidak menemukan perbedaan lain pada diri Jihoon kecuali wajah yang semakin tampan dan tubuh yang—ah sudahlah, sepertinya Jihoon tengah mempelajari kiat-kiat untuk memikat atensi gadis idamannya.

“Selamat ulang tahun juga untukmu, Park Jihoon. Si bodoh yang belum tua tapi sering pikun!”

Satu detik setelah Jiyoon merampungkan perkataannya, ia segera berlari untuk menghindari Jihoon yang tengah bersungut-sungut untuk mencolekkan krim ulang tahun di wajahnya.

“Hei, Park Jiyoon cebol! Jangan pergi kau! Hei!”

“Masa bodoh, Jihoon-a!”

DUK!

“Aduh!”

“Astaga! Jihoon-a kau tidak apa-apa?!” Jiyoon lantas menghentikan juluran lidahnya setelah melihat Jihoon yang kini bersimpuh di atas lantai sambil meringis kesakitan.

“Lututku …,” erang Jihoon.

Jiyoon segera memijat lutut Jihoon dengan hati-hati ketika tanpa sadar pemuda di hadapannya justru terkekeh ringan.

“Kenapa? Apa kau lihat-lihat?”

Jihoon spontan bangkit, kemudian melumuri wajah Jiyoon lagi-lagi menggunakan krim kue yang sedari tadi menempel pada jarinya. “KENA KAU!”

“HEI PARK JIHOON SIALAN!”

Well, usia mereka sudah nyaris menginjak kepala dua, namun kelakuan tetap saja seperti balita bergigi dua.

“HAPPY BIRTHDAY FOR YOU, PARK JIYOON! WISH YOU ALL THE BEST!”

“Yeah, I wish nothing but the best for you too, Park Jihoon. May God bless us.”

— fin —

---

Halo, Donna cuma mau ngucapin happy birthday buat si wink-boy, Park Jihoon♥

Posternya ucul banget kyaaaaa, pengen memiliki dia deh jadinya /plak/